Ummi kami, perintis Insan Cendekia
Dari banyak waktu berlalu, dan cerita tertata seperti sebuah
relief
Mengenal kemudian menyayangi karena semakin banyak waktu
dilalui bersama
Senyum itu seperti sebuah sapaan gerimis pagi ini, berkah
dan teduh dan dirindukan.
Meja itu saat ini kosong, dengan kertas-kertas tertulis notis
yang hanya engkau yang mengerti,
Kotak makan besar melegenda yang sering berisi nasi goreng
super nikmat itu, tidak lagi di sini pagi ini.
Biarlah kenangan-kenangan menjadi susunan cerita baru, dan
ingatan kami yang masih akan penuh denganmu.
Bagaimana gigihnya engkau berjuang di jalan ini. Bersama
kami, dulu.
Tenanglah di sana Ummi, Ustadzah kesayangan kami. Kami akan
melanjutkan perjuanganmu, mendapati tujuan yang dulu kita rancang bersama.
Semangat itu, engkau telah menularkan nya melalui setiap senyum
yang kami rekam dalam hati.
Selamat jalan. Semoga Allah mempertemukan kita semua di surga kelak. Aamiin.